Gerakan Menutup Aurat kembali mengadakan
Aksi peduli Hijab untuk memperingati tanggal 14 februari sebagai hari
Hijab Internasional, Aksi kali ini diselenggarakan di lapangan Monumen
Nasional (Monas) Jakarta pusat, pukul 07:00 s/d 10:00 WIB. Tujuan aksi
ialah untuk memberikan pemahaman terhadap masyarakat khususnya kaum hawa
agar mereka lebih peduli terhadapa aurat mereka sesuai yang telah
ditetapkan oleh syariat islam sebagaimana tema aksi “We Care We Share, Let’s Cover The Aurat”,
dengan konsep yang sangat sederhana seperti membagi-bagikan jilbab,
brosur bertuliskan ayo berhijab hingga meneriakan yel-yel. Aksi
dilaksanakan dengan damai dan lancar tidak mengganggu masyarakat
setempat ataupun membuat kemacetan arus lalu lintas seperti kebanyakan
aksi-aksi lain. Umbah Herdiansyah selaku Koordiator Lapangan menegaskan
“Tujuan kita mengadakan aksi ini adalah sebetulnya counter flow untuk 14 februari (valentine day’s). Saat ini memang kita tidak menyuarakan itu terlebih dahulu. kami juga tidak langsung to the point mengharamkan 14 februari (valentine day’s) akan tetapi lebih minimalisir perayaan event tersebut. Hal ini juga bertujuan Agar dakwah kita kena ke semua kalangan, ketika orang melihat dakwah kita ini tidak benci tetapi sedikit-sedikit kita dapat mengubah pandangan mereka terhadap dakwah.” (10/2)
Selain itu aksi ini juga ingin merubah
pemahaman masyarakat terhadap valentine day’s sebagai hari kasih sayang
padahal faktanya hari tersebut dipergunakan oleh sebagian masyarakat
sebagai hari maksiat dengan melakukan hal-hal yang melanggar syariat “Untuk 14 februari dimana kita tahu sejak dahulu kala memang itu adalah suatu perbuatan yang dilakukan oleh orang-orang nasrani. Yang mana hari wafatnya salah seorang pendetanya dibuat seolah-olah itu hari kasih sayang. Padahal yang kita tahu bahwa hari kasih sayang tidak hanya ada pada satu hari pada tanggal 14 februari. Fenomena aneh lainnya di tanggal tersebut yang merupakan hari kasih saying, namun faktanya dihari itu banyak sekali hal-hal buruk yang terjadi semisal pacaran, kemudian juga antara laki-laki dan perempuan melakukan hal-hal yang negatif. Itu bisa megakibatkan hubungan pelecehan seksual, aborsi dan lainya. Kebanyakan korbannya adalah perempuan, makanya dengan gerakan ini mungkin kita akan menutup itu semua dan membuat ini sebagai acuan baru yang lebih baik untuk kedepannya.” Ungkap
Ade Firdaus salah satu peserta aksi dari Poltekes. Harapan besar para
aktivis dakwah terhadap acara ini semoga aksi kali ini bisa memberikan
dampak yang baik dan terus-menerus. Hijab menjadi perhatian penting bagi
masyarakat “Untuk harapan ekspektasinya sangat luar biasa dimana
kita harus berharap lebih atau dengan adanya aksi ini semakin membuka
mata publik bahwa aurat itu memang sangat penting dan mungkin sangat
urgen sekali. terutama terhadap pihak wanita” lanjutnya
Aksi kali ini juga diikuti 300 masa dari beberapa organisasi Islam seperti Indonesia Tanpa Jil (ITJ), Forum Silaturahim Lembaga Dakwah Kampus (FSLDK) Jadebek, Hijaber Comunity serta masyarakat muslim yang peduli terhadap Hijab. Mereka bergabung untuk memberikan perhatian khusus terhadap perkembangan Hijab yang mulai banyak diabaikan oleh sebagian muslim. Padahal manfaat berhijab sangat banyak diantaranya seperti kata Mulyanti Andhani Mahasiswi Fakultas Ekonomi Univ. Negeri Jakarta “Sangat besar, seperti dalam segi pergaulan misalnya kita dapat dengan sendirinya mengetahui mana teman dunia dan mana teman akhirat. Biasanya kalo temen dunia saja dengan kita berpakaian seperti ini (menutup aurat) maka kita akan dikucilkan dari genk (kelompok) kita. Terus juga manfaat lainnya seperti ningkatin status sosial, biasanya dengan memakai jilbab kita akan dianggap pintar dsb. Oleh karena itu, kita yang meningkatkan citra kita sendiri. Lagipula kan derajat wanita yang berjilbab juga ditinggikan beberapa derajat sama Allah. Selain itu, ini juga merupakan bentuk cinta kita. Cinta kan terbagi 2 pengorbanan dan pembuktian, nah dengan kita berjilbab. Maka itu sudah merupakan salah satu bukti cinta kita kepada Allah SWT.” Ungkapnya (10/2).
Walaupun Aksi kali berjalan dengan baik
namun menurut sebagian peserta aksi menuturkan ada hal yang harus
ditambahkan dalam konsep aksi agar bisa berjalan dengan maksimal seperti
kurangnya media massa yang mempublis acara ini seperti kata Nur’Ainy
Lestari salah satu peserta aksi “Efektif. Dengan adanya pembagian
jilbab namun dalam pembagian booklet agak kurang efektif karena sebagian
besar tidak dibaca, namun cenderung dibuang. Akan lebih baik lagi jika
dipublikasikan lebih gencar melalui media sosial maupun seminar ke
sekolah-sekolah agar lebih mengena ke para ramaja muslimah.” (10/2)
Hijab merupakan salah satu kewajiban dari
Allah SWT untuk kemashlahatan didunia dan diakhirat sebagaimana tertera
dalam Al-Qur’an “Hai Nabi, Katakanlah kepada isteri-isterimu,
anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mukmin: “Hendaklah mereka
mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka”. Yang demikian itu supaya
mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak di ganggu.
dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. Al-Ahzab: 59)
Tim Reporter :
Haikal F. Amrullah |
Mahasiswa Public Relation 2011,sekaligus Mas’ul (Pimpinan Umum)
Lembaga Dakwah Kampus Al-Faruq Mercu Buana. Pemuda dengan segudang
pengalaman dan prestasi ini berkarya di keanggotaan Pers Alif sejak 2011
hingga kini.
Motto Hidup : To The Best In Your Life Believe In Your Self
—————————————————————————————
Mahasiswi Public Relation 2012, bergabung dengan keanggotaan Pers Alif sejak 2012.
Anna Nurjannah Wiranjani |
Post a Comment